Man of Steel
Man of Steel merupakan film pertama franchise Superman setelah kurang lebih 7 tahun. Sebagai sebuah film yang sudah banyak dinanti orang film ini meninggalkan beragam kesan.
Mulanya sempet ngira film ini bakal ngebosenin seperti di film Superman Returns, karena Superman selalu mengulang-ulang plot yang sama. Ternyata ulasan tsb lebur setelah nonton langsung film ini.
Memang film ini menceritakan bagaimana Kal pertama kali jatuh ke Bumi seperti Superman Returns. Tapi disini alurnya begitu rapi. Dari mulai Hancurnya planet Krypton sampai dimana Kal melamar sbg wartawan di Daily Planet. Asal-usul Superman, yang sudah cukup familiar, diceritakan kembali secara lugas, rapi dan ga bikin puyeng.
Beda dgn Superman Returns yg tiba" sudah bekerja di Daily Planet. Dan bisa bilang ini adalah "Superman Begins"
Di Film ini juga lebih banyak scene yg membuat jantung kita berdecak kagum karena seluruh kemampuan Kryptonian.
Dilihat dari si Villain film Man of Steel ini adalah hasil remake film Superman II yg pernah tayang tahun 1980.
Secara penokohan saya kurang puas. Lois Lane yang diperankan oleh Amy Adams menurut saya fail. She doesn’t look like Lois –yang di kebanyakan film Superman digambarkan sebagai perempuan berambut gelap dengan mata yang indah. Namun kredit untuk Henry Cavill sebagai Superman. Manly dan jauh lebih manusiawi gantengnya dibandingkan Christopher Reeve atau Brandon Routh yang gantengnya kebangetan.
As for the other actors and actress, lumayan. Apalagi di sini bisa melepas kangen dengan aktingnya Kevin Costner
Saya juga menghargai bagaimana Snyder dan sang penulis naskah David S Goyer yang berusaha melogikakan unsur-unsur komikal Superman. Lambang “S” yang dipakai Superman ternyata bukan singkatan dari namanya. Itu adalah lambang keluarga El di Krypton yang berarti harapan. Jor-El juga mengenakan lambang ini di pakaian perangnya. General Zod juga memiliki lambang yang serupa tapi dengan huruf yang berbeda sesuai nama keluarganya.
Dan memang film ini terasa agak “gelap”. Saya kaget ketika Jonathan Kent menasehati Clark agar menyembunyikan kekuatannya setelah ia menyelamatkan teman-temannya yang tenggelam saat bus mereka jatuh ke sungai. Clark bertanya, “What should I do? Watch them die?” Jonathan menjawab “Maybe”. What? Terlalu berlebihan saya rasa.
Saya agak kecewa karena di film pertama ini rasanya terlalu cepat jika di film pertama Superman langsung bertemu musuh sekuat Zod, yg saya maksud "Gimana nasib Lex Luthor nanti?"
Sekedar saran bagi calon penonton, tontonlah versi 2D-nya saja –karena versi 3D-nya nggak terlalu fenomenal. Karena ini review temen saya yg nonton 3D:
"3D-nya cuman nempel di belakang judul doang, nggak ada bedanya. Kalau kalian berharap Zod keluar layar saat dipukul dari layar, bersiaplah kecewa. Man of Steel sepertinya lebih fokus dengan depth (kedalaman) daripada pop-out. Meski begitu saya tidak terlalu kecewa, karena brightness-nya masih cukup terang (Film 3D cenderung lebih gelap) dan yang paling penting tidak bikin pusing."
Man of Steel merupakan film pertama franchise Superman setelah kurang lebih 7 tahun. Sebagai sebuah film yang sudah banyak dinanti orang film ini meninggalkan beragam kesan.
Mulanya sempet ngira film ini bakal ngebosenin seperti di film Superman Returns, karena Superman selalu mengulang-ulang plot yang sama. Ternyata ulasan tsb lebur setelah nonton langsung film ini.
Memang film ini menceritakan bagaimana Kal pertama kali jatuh ke Bumi seperti Superman Returns. Tapi disini alurnya begitu rapi. Dari mulai Hancurnya planet Krypton sampai dimana Kal melamar sbg wartawan di Daily Planet. Asal-usul Superman, yang sudah cukup familiar, diceritakan kembali secara lugas, rapi dan ga bikin puyeng.
Beda dgn Superman Returns yg tiba" sudah bekerja di Daily Planet. Dan bisa bilang ini adalah "Superman Begins"
Di Film ini juga lebih banyak scene yg membuat jantung kita berdecak kagum karena seluruh kemampuan Kryptonian.
Dilihat dari si Villain film Man of Steel ini adalah hasil remake film Superman II yg pernah tayang tahun 1980.
Secara penokohan saya kurang puas. Lois Lane yang diperankan oleh Amy Adams menurut saya fail. She doesn’t look like Lois –yang di kebanyakan film Superman digambarkan sebagai perempuan berambut gelap dengan mata yang indah. Namun kredit untuk Henry Cavill sebagai Superman. Manly dan jauh lebih manusiawi gantengnya dibandingkan Christopher Reeve atau Brandon Routh yang gantengnya kebangetan.
As for the other actors and actress, lumayan. Apalagi di sini bisa melepas kangen dengan aktingnya Kevin Costner
Saya juga menghargai bagaimana Snyder dan sang penulis naskah David S Goyer yang berusaha melogikakan unsur-unsur komikal Superman. Lambang “S” yang dipakai Superman ternyata bukan singkatan dari namanya. Itu adalah lambang keluarga El di Krypton yang berarti harapan. Jor-El juga mengenakan lambang ini di pakaian perangnya. General Zod juga memiliki lambang yang serupa tapi dengan huruf yang berbeda sesuai nama keluarganya.
Dan memang film ini terasa agak “gelap”. Saya kaget ketika Jonathan Kent menasehati Clark agar menyembunyikan kekuatannya setelah ia menyelamatkan teman-temannya yang tenggelam saat bus mereka jatuh ke sungai. Clark bertanya, “What should I do? Watch them die?” Jonathan menjawab “Maybe”. What? Terlalu berlebihan saya rasa.
Saya agak kecewa karena di film pertama ini rasanya terlalu cepat jika di film pertama Superman langsung bertemu musuh sekuat Zod, yg saya maksud "Gimana nasib Lex Luthor nanti?"
Sekedar saran bagi calon penonton, tontonlah versi 2D-nya saja –karena versi 3D-nya nggak terlalu fenomenal. Karena ini review temen saya yg nonton 3D:
"3D-nya cuman nempel di belakang judul doang, nggak ada bedanya. Kalau kalian berharap Zod keluar layar saat dipukul dari layar, bersiaplah kecewa. Man of Steel sepertinya lebih fokus dengan depth (kedalaman) daripada pop-out. Meski begitu saya tidak terlalu kecewa, karena brightness-nya masih cukup terang (Film 3D cenderung lebih gelap) dan yang paling penting tidak bikin pusing."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar