Jumat, 18 Juli 2014

Review - X-Men: Days of Future Past

X-Men: Days of Future Past





X-Men: Days of Future Past akan berkisah tentang Professor X (Patrick Stewart) yang mengirim Wolverine (Hugh Jackman) untuk kembali ke masa lalu, tepatnya di tahun 1973. Ia menyuruh Wolverine untuk membantu Professor X muda (James McAvoy) dan mutan-mutan lainnya. Para mutan di masa depan yang diburu serta dibunuh oleh robot raksasa Amerika bernama Sentinels. Di masa lalu, para mutan pun bekerja sama untuk mencegah sebelum kehancuran mereka terjadi di masa depan.

Seperti biasanya setiap kali saya menonton film X-Men saya kudu berfikir keras untuk menyambungkan antar film dan membuatnya berurutan. Tapi saya tetap menikmati hal tersebut meskipun saya sendiri bukan fans berat X-Men.
Lagi-lagi Bryan Singer membuat pikiran kacau dengan filmnya. Setiap alurnya, setiap aksinya, setiap karakternya. Benar-benar membuat saya puas, bahkan tidak cukup jika hanya menontonnya sekali saja. Singer mampu membuat hal-hal kecil menjadi sesuatu yang membesar dan sulit dilupakan. Contoh nyatanya adalah Quicksilver, meskipun hanya sementara dia mampu menarik setiap penontonnya. Tapi tetap yang menjadi favorit saya adalah aksi Blink (Fan Bingbing) dalam menciptakan portal-portalnya. Asjdnjsasdkjdfhak...


Merupakan tantangan sendiri bagi Singer dalam mengarap film X-Men, dia harus menyatukan filmnya dengan film-film sutradara sebelumnya yang menurut saya kurang sukses. Dan memang, Singer mampu membayarnya mulai dari X-Men: First Class sampai saat ini. But, DoFP is the X-Men I’ve ever seen!
Saya sendiri tidak berfikir jika Hugh Jackman bakal bertemu James McAvoy dan Michael Fassbender dalam serial X-Men. Yah intinya ini adalah salah satu film terbaik ditahun 2014.

Note:
 Menurut saya Sentinel tidak ‘tidak ada’ tapi hanya mundur waktu terciptanya. Mengingat adegan diakhir film Wolverine tampak Prof X dan Magneto meminta bantuan Wolverine dibandara. Mungkin.

Bagi yang ketinggalan after credit scene-nya


"Just because someone stumbles and loses their way, doesn't mean they're lost forever." Charles Xavier

Tidak ada komentar:

Posting Komentar